星洲网
星洲网
星洲网 登录
我的股票|星洲网 我的股票
Newsletter|星洲网 Newsletter 联络我们|星洲网 联络我们 登广告|星洲网 登广告 关于我们|星洲网 关于我们 活动|星洲网 活动

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

地方

|

砂专栏/交流站

|
发布: 8:00am 23/07/2024

语文出版局星洲 合力推广学国语(16)

语文出版局砂拉越分局与星洲日报携手合作推广学习国文,2023年4月起,推出名为“语文的表达是文学的根基”(Bahasa Ekspresi Sastera Tunas)栏目。

ADVERTISEMENT

有关栏目将在每个月推出一次。联办单位也欢迎民众通过扫描QR Code发送作品。

Bahasa Figuratif dan Tema Universal dalam Sajak
Oleh: Mohamad Faizal Jamil

SAJAK “Satu Rindu Aneka Warna” karya Christine Tan Robert ini melukiskankerinduan dengan cara yang unik dan puitis, menjadikannya lebih dari sekadar perasaan sendu sebagai suatu entiti yang hidup dan berubah-ubah。

Tema utama dalam sajak ini ialah kerinduan yang berubah-ubah dankompleks, bertransformasi seiring dengan waktu dan diwarnai oleh beragam emosi.Penulis tidak menggambarkan rindu sebagai perasaan yang statik melainkan sesuatu yang terus berubah warna dan intensitinya seperti langit yang berganti rupadari biru tua menjadi kelabu, lalu jingga. Sajak ini menggunakan metafora alamuntuk merepresentasikan sebuah kerinduan. Ia mengajak pembaca untukmenyelami lautan perasaan rindu yang kompleks, dinamik dan penuh dengan nuansa。

Sajak “Satu Rindu Aneka Warna” memanfaatkan beragam gaya bahasa untukmemperkuat makna dan kesan puitis, antaranya ialah metafora seperti ungkapan“aneka warna” yang menggambarkan kerinduan yang kompleks dan diwarnaiberagam emosi. “Langit biru tua, awan kelabu, semburat jingga” pula mewakili perubahan suasana hati dan intensiti rindu. “Semesta gelita” pula menunjukkan hilangnya gejolak rindu berganti menjadi kehampaan. Gaya bahasa yang lain seperti personifikasi melalui ungkapan “malam mengucap salam” yang memberikan sifatmanusia kepada malam, menghidupkan suasana dan membangun citraan puitis。

Selain itu, penggunaan diksi seperti “rona”, “semburat”, “hukum semesta” dan“gempita” turut memperkuat kesan puitis dan estetika sajak. Sajak ini secara keseluruhannya menggunakan bahasa figuratif untuk menggambarkan kerinduan,bukan secara harfiah, melainkan melalui metafora warna dan fenomena alam.Penulis juga membangun citraan visual yang kuat melalui deskripsi warna dansuasana, mengajak pembaca untuk merasakan dan “melihat” sendiri dinamika rindu.Manakala pengulangan frasa “rinduku” di awal dan akhir bait terakhir menegaskan bahwa fokus sajak adalah pada perubahan rasa rindu。

Sajak “Satu Rindu Aneka Warna” mengemukakan beberapa pemikiran mendalam tentang kerinduan dan kompleksitinya. Penulis menentang pandanganumum tentang rindu sebagai perasaan yang statik dan monoton. Sajak ini memiliki kekuatan dalam membangun suasana dan menggambarkan kompleksiti rindu,namun juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Sudah tentulah kekuatannya terletak pada gaya bahasanya seperti metafora, diksi, personifikasi danintrpretasinya terhadap rindu。

Manakala kelemahan yang mungkin seperti sifat abstrak yang terlalu tinggidan memaksa pembaca untuk mencari penafsiran yang sesuai. Sajak ini dikatakanhanya fokus pada metafora warna dan suasana, namun kurang memberikan maklumat yang konkrit yang dapat memperkuat hubungan emosi dengan pembaca.Juga dilihat transisi  sajak ini agak cepat kerana disebabkan oleh kependekannya.Kesimpulannya, sajak ini tetap menarik untuk direnungkan dan diinterpretasikan sesuai pengalaman epribadi pembaca。

Sajak “Oleh Pertanyaan” karya Eason Wong pula dengan getir melukiskan kepedihan dan kebingungan seorang anak yang hidup dalam bayang-bayangketidakhadiran orang tua. Melalui pertanyaan-pertanyaan retorik yang menyayathati, sajak ini mengungkap luka batin dan kerinduan yang mendalam。

Tema utama dalam sajak “Oleh Pertanyaan” adalah kesepian dan kerinduan mendalam seorang anak. Penulis menggambarkan tema universal tentang pentingnya kehadiran orang tua dalam kehidupan seorang anak. Sajak ini menyentuh hati dan mengingatkan kita akan dampak emosional yang ditimbulkan oleh kehilangan dan kerinduan akan kasih sayang。

Sajak ini memanfaatkan beberapa gaya bahasa yang efektif dalam menyampaikan kepedihan dan kerinduan subjek lirik, antaranya ialah metafora melalui ungkapan “hati ini sering luka, dihiris bagai sembilu” yang menggambarkan rasa sakit dan kepedihan hati akibat pertanyaan tentang keberadaan orang tua,setajam hirisan sembilu. Ungkapan “hati ini sering dibelenggu”, menunjukkan perasaan terkekang dan terbeban oleh pertanyaan yang tak terjawabkan. Salain itu,ungakapan “sesat dalam kegelapan” menggambarkan kebingungan dan ketidakpastian yang dialami subjek lirik. Manakala ungkapan “sinar kebahagiaan”dan “cahaya kegembiraan” menunjukkan kerinduan akan kebahagiaan dankegembiraan yang hilang。

Pengulangan frasa “oleh pertanyaan” dan “di mana Ama; di mana Ayah”menekankan bahawa pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaan orang tua menjadi sumber luka dan kebingungan yang terus menghantui. Pengulangan kata “sahabat”di awal bait pula menunjukkan keperluan untuk berkongsi perasaan dengan seseorang yang dipercaya. Selain itu terapat juga unsur kontras seperti “Ama dibarat; Ayah di utara; sedangkan aku keseorangan lagi”. Diksi yang emotif seperti“luka”, “dihiris”, “kesepian”, “bingung”, “sesat”, “menyeksakan”, “lembut belaian” dan“hangat pelukan” secara efektif membangun suasana sedih, kelam, dan penuhkerinduan。

Sajak“Oleh Pertanyaan”dengan tajam mengemukakan pemikiran yang menghiris tentang dampak ketidakhadiran orang tua dan dahaga akan kasih sayang.Sajak ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya kehadiran dan komunikasi dalam keluarga, serta dampak yang ditimbulkan oleh kehilangan dan ketidakpastian dalam hidup seorang anak。

Kekuatan sajak ini ialah diksi emotif dan imejan yang kuat dalam menciptakan suasana pilu dan kerinduan. Gaya bahasa yang digunakan juga amat baik.Penggunaan diksi seperti “luka”, “dihiris”, “sembilu”, “kesepian”, “kegelapan”,“menyeksakan”, “lembut belaian” dan “hangat pelukan” efektif membangkitkan emosi pembaca. Ditambah dengan imejan yang kuat, seperti “hati dihiris sembilu” dan“sesat dalam kegelapan”, sajak ini berhasil menciptakan suasana pilu dan penuhkerinduan。

Repetisi frasa “oleh pertanyaan” dan “di mana Ama; di mana Ayah”menunjukkan bahawa pertanyaan-pertanyaan tersebut terus menghantui dan menimbulkan luka. Repetisi ini juga menekankan kerinduan yang mendalam akan kehadiran orang tua. Temanya yang universal juga merupakan salah satu kekuatansajak ini. Sajak ini mampu membuat pembaca merasakan kepedihan, kebingungan,dan kerinduan yang dialami subjek lirik。

Dari segi kelemahannya pula dapat dilihat melalui struktur yang terlalu sederhana dan repetitif meskipun efektif dalam menekankan beberapa aspek, dapatterasa monoton dan kurang berkembang bagi sebahagian pembaca. Sajak ini jugakurang dari segi ekplorasi latar belakang subjek lirik selain penggunaan simbolismenya yang terbatas。

打开全文

ADVERTISEMENT

热门新闻

百格视频

ADVERTISEMENT

点击 可阅读下一则新闻

ADVERTISEMENT