星洲网
星洲网
星洲网 登录
我的股票|星洲网 我的股票
Newsletter|星洲网 Newsletter 联络我们|星洲网 联络我们 登广告|星洲网 登广告 关于我们|星洲网 关于我们 活动|星洲网 活动

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

地方

|

砂专栏/交流站

|
发布: 10:00am 25/06/2024

语文出版局星洲 合力推广学国语(15)

语文出版局砂拉越分局与星洲日报携手合作推广学习国文,2023年4月起,推出名为“语文的表达是文学的根基”(Bahasa Ekspresi Sastera Tunas)栏目。

ADVERTISEMENT

有关栏目将在每个月推出一次。联办单位也欢迎民众通过扫描QR Code发送作品。

Simbolisme dan Pentafsiran Makna dalam Sajak

Oleh: Mohamad Faizal Jamil

SAJAK “Doa Hujan” karya Low Khai Wen merupakan sebuah karya yang sederhana namun sarat dengan makna. Dengan diksi yang mudah difahami, sajak ini berhasil melukiskan keindahan hujan dan pesan penting di sebaliknya. Sajak ini memberikan renungan mendalam tentang hubungan manusia dengan alam. Meskipun sederhana, pesan moral yang kuat dan penggunaan bahasa figuratif yang efektif menjadikan sajak ini perlu dihargai.

Tema utama dalam sajak “Doa Hujan” adalah tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan tanggungjawab manusia untuk mengekalkannya. Sajak ini menggambarkan hujan bukan hanya sekadar fenomena alam tetapi juga sebagai simbol kehidupan, harapan, peringatan dan doa. Melalui simbolisme hujan juga, sajak ini menyampaikan pesan bahawa manusia memiliki tanggungjawab besar untuk menjaga keseimbangan alam. Kerosakan alam ialah akibat daripada perbuatan manusia dan hanya manusia sendiri yang dapat memperbaikinya dengan kembali hidup mesra bersama alam.

Sajak ini kaya dengan penggunaan gaya bahasa yang memperkuat makna dan pesan yang ingin disampaikan. Antara gaya bahasa yang digunakan, iaitu metafora dan personifikasi. Hal ini dapat dilihat melalui ungkapan “mutiara titisan hujan” yang menggambarkan keindahan dan berharganya air hujan. Ungkapan yang lain seperti “gendang hujan memukul lembut”, “air mata langit” dan “deru hujan adalah doa”, juga menunjukkan unsur metafora dan personifikasi dalam sajak ini.

Gaya bahasa yang lain seperti repetisi, “menghilangkan kebimbangan/ menyejukkan fikiran”, iaitu pengulangan kata kerja untuk menegaskan kesan positif hujan. Ungkapan repetisi yang lain seperti “hidupkan harapan hidupkan semangat”,  “menjaga, melindungi, menyelamatkan alam” untuk menegaskan tanggungjawab manusia terhadap alam. Penggunaan diksi yang sederhana dan mudah difahami membuat pesan sajak ini mudah dicerna. Pemilihan kata seperti “mutiara”, “lembut”, “kebahagiaan”, dan “keindahan”, membangkitkan suasana yang positif dan optimis.

Sajak “Doa Hujan” mengemukakan beberapa pemikiran yang mendalam tentang hubungan manusia dengan alam. Kebergantungan manusia pada alam, kemesraan hidup dengan alam, tanggungjawab terhadap alam dan keseimbangan ekosistem juga terkandung dalam pemikiran sajak ini. Secara tersirat penulis mengajak pembaca untuk menghargai ciptaan Tuhan. Menjaga alam bererti menghargai dan mensyukuri anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya. Semuanya dinyatakan melalui simbolisme hujan.

Kekuatan sajak ini antaranya penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah difahami.  Perkara ini membolehkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca dapat diterima dengan jelas. Sajak ini juga menggunakan simbolisme hujan sebagai lambang yang kuat untuk menceritakan tentang kehidupan, harapan, kesedihan alam dan juga doa. Hal ini membuat sajak lebih bermakna dan menyentuh emosi pembaca. Sudah tentunya kekuatan gaya bahasa sajak ini juga dapat menghidupkan suasana dan pesan moral kepada pembaca.

Sungguhpun begitu, sajak ini memiliki keterbatasan dalam temanya. Sekiranya dapat disentuh dengan lebih mendalam tentang kerosakan alam dan peranan manusia sebagai pemelihara dan penjaga kelestarian alam, tentu akan lebih menarik. Selain itu, kurangnya kedalaman emosi dan penggunaan rima yang terlalu sederhana juga sedikit sebanyak mengurangkan kesan interaksi penulis dengan pembaca. Meskipun begitu, sajak “Doa Hujan” tetaplah sebuah karya yang kuat dan bermakna.

Sajak “Khuatir” karya Nicole Lian Xin Zhi menggambarkan keresahan dan ketakutan seorang anak yang menghadapi kegagalan dalam pelajaran. Sajak ini mengingatkan kita bahawa dukungan dan kasih sayang orang tua jauh lebih berharga daripada nilai akademik. Pesan yang penting terutamanya di tengah-tengah budaya yang sering kali menyanjung tinggi prestasi dan merendahkan sebuah kegagalan, seolah-olah menjadi satu titik noktah dalam kehidupan pelajar.

Tema utama dalam sajak “Khuatir”  ialah kasih sayang dan penerimaan orang tua tanpa syarat, terlepas daripada kegagalan pelajaran anak. Sajak ini menceritakan tentang ketakutan akan kekecewaan, tekanan yang hadir dalam mengharungi pembelajaran, pertembungan antara harapan dan kenyataan, dan makna sejati sebuah kejayaan. Secara tidak langsung ia mengingatkan kita tentang pentingnya dukungan keluarga dan bahawa nilai akademik bukanlah satu-satunya ukuran kejayaan dalam hidup.

Sajak “Khuatir” menggunakan beberapa gaya bahasa yang memperkuat makna dan pesan yang ingin disampaikan, antaranya ialah simbolisme – “hujan gerimis” yang melambangkan kesedihan, kekecewaan dan ketidakpastian yang dirasakan seorang anak. Diikuti dengan ungkapan-ungkapan “kertas ujian silang pukang dan kertas merah” melambangkan kegagalan dan hasil pembelajaran yang buruk,  “pagi cerah” yang menggambarkan perubahan suasana hati menjadi lebih positif dan penuh harapan dan “sepucuk surat” yang menjadi simbol komunikasi, kasih sayang dan dukungan dari orang tua.

Terdapat juga pertanyaan retorik seperti “apakah akan ibu katakan padaku?”, “apakah akan marah ayahku?”, dan “apakah aku akan mengecewakan?”. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak memerlukan jawapan harfiah melainkan untuk menekankan kecemasan dan ketakutan yang dirasakan oleh seorang anak. Manakala gaya bahasa personifikasi pula melalui ungkapan “sepucuk surat di atas meja berbicara padaku”, memberikan sifat manusia (berbicara) kepada benda mati (surat) untuk menghidupkan suasana dan memberi makna yang lebih dalam. Penggunaan diksi seperti “gerimis”, “silang pukang”, “merah”, “pasrah”, “cerah” dan “kebahagiaan” efektif dalam membangkitkan suasana dan menyampaikan emosi secara sederhana. Sajak ini menggunakan bahasa yang bersahaja dan dekat dengan hidup seharian sehingga mudah difahami oleh pembaca.

Penulis mengajak pembaca untuk berefleksi tentang makna kejayaan dan pentingnya dukungan keluarga tanpa syarat. Nilai sejati seorang anak tidak ditentukan oleh prestasi akademik semata-mata melainkan oleh karakter, kebahagiaan dan kasih sayang yang diterima oleh seorang anak.

Kekuatan sajak ini terletak pada kemampuannya membangkitkan empati pembaca, terutama mereka yang pernah merasakan tekanan dalam bidang akademik. Penggunaan bahasa yang sederhana, dipadukan dengan simbolisme yang tepat, membuat pesan sajak mudah dicerna dan membekas di hati.

Bagaimanapun, sajak ini terasa sedikit terburu-buru dalam menggambarkan perubahan emosi dari cemas menjadi lega. Namun dengan tema yang relevan, penggunaan simbolisme yang efektif, dan pesan yang mengharukan membuat sajak ini berkesan dan mampu membuka fikiran pembaca tentang makna sejati kejayaan.

打开全文

ADVERTISEMENT

热门新闻

百格视频

ADVERTISEMENT

点击 可阅读下一则新闻

ADVERTISEMENT