星洲网
星洲网
星洲网 登录
我的股票|星洲网 我的股票
Newsletter|星洲网 Newsletter 联络我们|星洲网 联络我们 登广告|星洲网 登广告 关于我们|星洲网 关于我们 活动|星洲网 活动

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

地方

|

砂专栏/交流站

|
发布: 8:00am 19/03/2024

语文出版局星洲 合力推广学国语(12)

砂拉越分局与星洲日报携手合作推广学习国文,2023年4月起,推出名为“语文的表达是文学的根基”(Bahasa Ekspresi Sastera Tunas)栏目。

ADVERTISEMENT

有关栏目将在每个月的第3个星期二推出。联办单位也欢迎民众通过扫描QR Code发送作品。

Perjalanan Metaforikal dan Pertanyaan Retorik dalam Sajak
Oleh: Mohamad Faizal Jamil

SAJAK “Sarat Sebuah Penerbangan” karya Toh Chee Leong merupakan menggambarkan sebuah perjalanan yang penuh dengan cabaran dan kepenatan, disulami dengan keindahan alam dan aspirasi untuk sebuah kemajuan yang disaksikannya. Perjalanan penulis dari Kuching ke Mulu, kemudian ke Miri dan Limbang juga mencerminkan perjalanan metaforikal dalam kehidupan dan pembangunan.
Tema dalam sajak ini mencakupi beberapa aspek seperti perjalanan fizikal dan metaforikal yang menggambarkan perjalanan dalam kehidupan, dengan cabaran dan persinggahan yang melelahkan. Selain itu, ia juga menyentuh tentang tema alam semula jadi dan aspirasi kemajuan melalui gambaran landskap pembangunan yang berkembang.
Dari segi gaya bahasa, penulis menonjolkan beberapa elemen seperti personifikasi, iaitu ketika kehidupan dijelaskan sebagai sesuatu yang “berlari meredah cabaran…”. Ini memberikan karakter manusiawi pada konsep abstrak. Dari segi imejan dan metafora pula dapat dilihat daripada ungkapan “… mentari mengasah cahaya” yang menciptakan gambaran tentang matahari yang sedang muncul, sementara “kabut putih mengapung di awan” menciptakan gambaran tentang suasana yang penuh misteri.
Selain itu, terdapat juga rima dan ritma yang agak konsisten digunakan oleh penulis dalam sajak ini, terutamanya pada baris pertama dan kedua setiap bait. Rima dan ritma ini perlu dalam sebuah penulisan sajak supaya dapat memberikan aliran yang berirama dalam pembacaan. Tambahan pula, terdapat elemen pengulangan dalam sajak ini melalui frasa “persinggahan demi persinggahan” yang menambahkan kekuatan pada tema perjalanan dan kepenatan yang dihadapi oleh penulis dalam kembaranya. Dengan menggunakan gaya bahasa sebegini, penulis sekurang-kurangnya berhasil mengekspresikan perjalanan, kepenatan, aspirasi, dan keindahan alam semula jadi dengan cara yang kreatif.
Dari aspek pemikiran pula, sajak “Sarat Sebuah Penerbangan” mencerminkan keseimbangan hubungan antara alam dan pembangunan. Meskipun mengagumi keindahan alam semula jadi, penulis juga menyedari perlunya sebuah pembangunan yang bertanggungjawab untuk kemajuan negara. Hal ini dapat dilihat apabila penulis cuba menggambarkan keindahan alam Bumi Kenyalang dan menyuarakan keprihatinannya terhadap pembangunan yang boleh mengancam kelestarian alam jika tidak dikawal dengan sebaik-baiknya.
Kekuatan yang terdapat dalam sajak ini ialah imaginasi yang kuat seperti ungkapan “… mentari mengasah cahaya” dan “kabut putih mengapung di awan” untuk menggambarkan perjalanan dan keindahan alam. Kekuatan yang lain sudah tentunya penggunaan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis.
Walau bagaimanapun, keterbatasan dalam strukturnya yang agak tidak teratur boleh mengganggu aliran sajak itu sendiri. Selain itu, keterbatasan dalam mengembangkan tema juga boleh dikatakan sebagai kelemahan sajak ini. Penulis mungkin boleh mengembangkan tema seperti pengalaman peribadinya atau refleksi yang lebih mendalam untuk memperkaya makna dan daya tarik sajak.
Sajak “Bumi Tersayang” karya Kong Ning pula merupakan sebuah ungkapan keprihatinan tentang kerosakan lingkungan dan kehilangan keindahan alam. Penulis menyoroti perubahan yang terjadi di sekitarnya mulai dari “langit tak lagi biru”, “laut tak lagi jernih” hingga “pokok tak lagi hijau”. Dengan pertanyaan-pertanyaan retorik, penulis mengekspresikan kegusaran dan kekecewaannya atas keadaan persekitaran yang semakin memburuk.
Tema utama dalam sajak “Bumi Tersayang” ialah kesedihan dan keprihatinan serta upaya untuk mengajak tindakan perlindungan dan pemulihan. Puisi ini mempunyai pesan yang optimis dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Perkara ini dapat dilihat melalui gambaran positif tentang burung yang menyanyi riang, rama-rama yang terbang tinggi, dan anak cucu yang menikmati udara segar, menyampaikan harapan akan pemulihan alam yang indah.
Penyajak mengemukakan pertanyaan-pertanyaan retorik untuk mengundang pembaca merenung keadaan persekitaran yang semakin memburuk secara tidak sedar. Terdapat juga elemen personifikasi dalam sajak ini seperti “teresak-esak bumi tersedu”, iaitu penulis memberikan karakter manusiawi pada bumi yang menggambarkan kesedihan dan penderitaan yang dirasakan oleh alam. Terdapat juga elemen imejan seperti “langit tak lagi biru” dan “laut tak lagi jernih”. Selain itu, penulis juga menggunakan perumpamaan seperti “marilah tanam pokok-pokok berbunga” untuk menggambarkan tindakan yang dicitakannya. Hal ini termasuklah penggunaan repetisi (pengulangan) kata-kata “marilah” pada beberapa baris terakhir. Dengan menggunakan gaya bahasa ini, penulis telah berhasil menyampaikan pesan keprihatinannya terhadap kerosakan yang telah berlaku.
Dari sudut pemikiran, sajak ini mencerminkan kesedaran akan kerosakan alam sekitar dan keprihatinan akan masa depan bumi. Penulis mengekspresikan kehairanan dan kekecewaannya atas perubahan yang terjadi pada alam. Kehilangan unsur-unsur penting dalam alam sekitar seperti udara segar dan air jernih yang telah digantikan oleh sampah dan debu. Malah sajak ini juga mengandung pemikiran positif tentang tindakan yang perlu diambil. Dengan demikian, pemikiran dalam sajak ini menekankan pentingnya kesedaran, tindakan dan harapan dalam menjaga bumi yang tercinta.
Kekuatan dalam sajak ini dapat dilihat dari segi pertanyaan retoriknya seperti “Kenapa langit tak lagi biru?”. Hal ini termasuklah seruan penulis mengajak pembaca untuk bersama-sama bertindak bagi mengubah keadaan yang sedia ada.
Namun demikian,permasalahan yang dibahaskan dalam sajak ini bersifat terlalu umum tanpa memperincikan penyebab atau penyelesaian yang lebih konkrit. Penyajak meninggalkan pembaca tanpa pemahaman yang mendalam tentang isu-isu tersebut. Sudah tentunya keterbatasan ini juga berkait dengan pengembangan tema dan juga imaginasi yang lebih luas untuk menciptakan citra yang lebih kuat dan menyentuh hati pembaca.
Secara keseluruhannya, kedua-dua penulis ini telah menunjukkan kesungguhan mereka untuk menghasilkan karya yang diharapkan mampu menarik dan menggugah perasaan pembaca. Disarankan agar kedua-dua penulis ini mahu menghadiri lebih banyak bengkel-bengkel penulisan sajak dan memperluas bahan bacaan bagi menambah pengetahuan dan kemahiran.

ADVERTISEMENT

热门新闻

百格视频

ADVERTISEMENT

点击 可阅读下一则新闻

ADVERTISEMENT