星洲网
星洲网
星洲网 登录
我的股票|星洲网 我的股票
Newsletter|星洲网 Newsletter 联络我们|星洲网 联络我们 登广告|星洲网 登广告 关于我们|星洲网 关于我们 活动|星洲网 活动

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

地方

|

砂专栏/交流站

|
发布: 5:24pm 27/02/2024

语文出版局

语文出版局

语文出版局星洲 合力推广学国语(11)

砂拉越分局与星洲日报携手合作推广学习国文,2023年4月起,推出名为“语文的表达是文学的根基”(Bahasa Ekspresi Sastera Tunas)栏目。

ADVERTISEMENT

有关栏目将在每个月的第3个星期二推出。联办单位也欢迎民众通过扫描QR Code发送作品。

EKSPLORASI DAN KATARSIS DALAM SAJAK

Oleh: Mohamad Faizal Jamil

SAJAK “Empat Musim” karya Sophia Tiong Si-Min menghadirkan sebuah perjalanan melalui kitaran musim dengan cara yang lembut dan penuh perasaan, mengajak pembaca untuk merenung hubungan antara manusia dengan alam. Sajak ini kaya dengan imaginasi visual dan deria, mengundang pembaca untuk merasakan dan membayangkan suasana empat musim dengan cara yang sangat nyata.

        Sajak ini mengeksplorasi tema universal tentang kitaran hidup dan perubahan yang lestari dalam alam. Dengan menggambarkan keindahan dan keunikan setiap musim, sajak ini mengingatkan kita pada nilai setiap saat yang berlalu dan pentingnya adaptasi terhadap perubahan. Sajak ini juga menyentuh tentang hubungan yang mendalam antara manusia dan alam.

        Gaya bahasa sajak ini puitis dan penuh perasaan. Beberapa aspek gaya bahasa yang menonjol dalam sajak ini meliputi personifikasi, iaitu memberikan sifat-sifat manusia kepada unsur-unsur alam dan objek tidak hidup seperti bunga, cicada, pokok dan emping salji serta menyapa mereka dengan panggilan sayang. Dari sudut repetisi seperti frasa “dah lama tak jumpa, adakah anda sihat?” yang diulang-ulang pada setiap bait menciptakan ritma yang menenangkan dan memperkuat tema kerinduan serta hubungan yang terjalin antara manusia dan alam.

        Selain itu, penggunaan unsur imejan misalnya, “berlenggok dengan rumput yang comel“, “menyanyi dengan matahari yang terik“, “menari dengan angin yang bebas” dan “hanyut dengan angin yang sejuk” mengundang pembaca untuk merasakan keindahan dan dinamika alam sepanjang tahun. Pertanyaan yang retorik sifatnya juga turut memberi kesan dalam dialog yang terdapat dalam sajak sekaligus mengaitkannya dengan hubungan manusia dengan alam itu sendiri.

        Manakala dari sudut pemikiran pula, terdapat kesedaran akan kitaran alam yang senantiasa berulang serta hubungan emosional antara manusia dengan alam sekitar. Setiap bait mengajukan pertanyaan tentang kesejahteraan dan reaksi manusia terhadap perubahan musim yang akan datang, menyoroti kepekaan terhadap lingkungan dan perasaan keterhubungan dengan alam. Pemikiran ini menggambarkan keindahan alam serta kepekaan manusia terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya.

        Kekuatan dalam sajak “Empat Musim” ialah kemampuannya untuk menggambarkan perubahan alam secara sederhana namun mendalam. Setiap bait menyajikan gambaran musim yang berbeza dengan kata-kata yang indah dan emosional, memperkuat kesan perubahan yang terjadi dari satu musim ke musim lainnya.

        Walau bagaimanapun, penggunaan repetisi dalam setiap bait membuatnya terasa mendatar atau terlalu didasarkan pada pola yang sama. Selain itu, beberapa baris didapati terlalu klise yang menyebabkan ia kurang daya tarik kepada pembaca yang ingin mencari kejutan atau kerumitan dalam pengalaman membaca sajak. Sekiranya penulis memperkenalkan lebih banyak variasi dalam struktur, diksi, gaya bahasa atau temanya, sajak ini akan dapat menjadi lebih dinamis dan menarik.

        Sajak “Selepas Sekolah” karya Felice Chong Jia Ying adalah sajak yang hangat dan menggembirakan. Ia mengingatkan kita tentang keindahan masa remaja dan kegembiraan sederhana yang datang setelah melunaskan kewajipan harian di sekolah. Sajak ini adalah penghormatan kepada masa-masa sekolah dan persahabatan yang terbentuk sepanjang tempoh itu.

        Tema utama sajak ini adalah peluahan tentang kegembiraan dan kelegaan yang dirasakan oleh murid-murid setelah menempuh rutin sepanjang hari menuntut ilmu di sekolah. Ini menggambarkan perasaan semula jadi yang pasti dirasakan oleh semua pelajar tanpa mengira usia atau latar belakang. Secara tidak langsung, sajak ini juga menyampaikan tema transisi, baik daripada hari sekolah yang sibuk kepada waktu terluang selepas sekolah mahupun daripada kehidupan sekolah kepada aktiviti sosial. Hal ini mencerminkan perubahan rutin harian yang dialami oleh pelajar yang merupakan bahagian penting daripada pengalaman masa remaja.

        Beberapa gaya bahasa khas digunakan untuk mengetengahkan isi dan suasana sajak. Gaya bahasa ini membantu dalam menghidupkan penceritaan dan memberikan kedalaman emosional kepada pembaca. Antaranya ialah personifikasi yang walaupun secara tidak jelas digunakan dalam teks, namun dapat menggambarkan kegembiraan murid-murid melalui konsep waktu dan pengalaman sekolah seolah-olah hari itu sendiri memiliki karakter dan perasaan. Terdapat juga teknik repetisi melalui penggunaan kata “murid-murid” di awal dan pertengahan sajak yang menekankan subjek utama sajak, iaitu murid-murid dan saat kegembiraan mereka setelah sekolah.

        Gaya bahasa yang sederhana dan langsung mencerminkan kejelasan dan kemurnian saat yang digambarkan. Tidak ada kata-kata atau frasa yang berlebihan,  setiap kata dipilih untuk secara efektif menyampaikan perasaan dan situasi. Jika diteliti dengan lebih dalam, terdapat juga teknik monolog tentang destinasi yang hendak ditujui pada hujung minggu. Juga terdapat aspek kontras antara kesibukan hari sekolah dengan kegembiraan dan kebebasan selepas sekolah yang turut memperjelas perasaan lega yang dirasakan oleh murid-murid. Kontras ini boleh mewujudkan kesan emosional dari narasi.

        Sajak “Selepas Sekolah” mengungkapkan beberapa pemikiran dan refleksi yang mendalam mengenai kehidupan dan pengalaman pelajar. Melalui potret sederhana tentang momen selepas sekolah, sajak ini menyentuh pada nilai-nilai keceriaan dan kebebasan. Perkara ini menjadi kekuatan sajak ini yang berbicara tentang pengalaman yang bersifat umum terjadi terhadap seorang pelajar. Dengan kata-kata sederhana, sajak ini berhasil menciptakan gambaran visual yang jelas tentang murid-murid yang meninggalkan sekolah dengan wajah penuh senyum. Ia juga mampu mengungkapkan emosi kegembiraan dan lega melalui frasa seperti “ada senyuman di wajah mereka” dan “sangat gembira“.

        Manakala kelemahan yang terdapat dalam sajak ini antaranya ia relatif pendek dan sukar memuaskan kehendak pembaca. Selain itu keterbatasannya dalam tema juga boleh mempengaruhi persepsi pembaca yang mungkin memerlukan nuansa yang lebih beragam sifatnya. Dari segi teknik pula, sajak ini tidak menggunakan pendekatan yang inovatif sama ada dari segi bentuk, gaya bahasa atau perspektif. Namun melalui latihan dan menghadiri bengkel-bengkel penulisan sajak, penulis akan mampu memperkaya kosa kata dan gaya bahasa di masa hadapan.

打开全文

ADVERTISEMENT

热门新闻

百格视频

ADVERTISEMENT

点击 可阅读下一则新闻

ADVERTISEMENT